Pengertian Sel
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular, misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan Protozoa) atau dari banyak sel (multiselular).
Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup. Sel adalah kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup, yang mengandung pengertian sebagai penyusun makhluk hidup dan melaksanakan semua fungsi kehidupan, Berdasarkan jumlah sel penyusun pada makhluk hidup dapat digolongkan menjadi makhluk hidup uniseluler dan multiseluler.
Makhluk hidup uniseluler adalah makhluk hidup yang hanya memilki sebuah sel tunggal, Sedangkan multiseluler adalah makhluk hidup atau organisme yang memiliki lebih dari satu sel.
Sel yang terdapat makhluk hidup terdiri dari struktur, fungsi, serta bagian-bagian di dalamnya. Bagi Grameds, yang tertarik mempelajari lebih dalam mengenai seluk-beluk sel secara terinci dapat membaca buku Biologi Molekuler Sel yang ditulis oleh Lucia Maria Santoso dan Didi Jaya Santri.
Sejarah Perkembangan Sel
Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri.
Kata sel berasal dari kata Latin cellulae yang berarti ‘kamar-kamar kecil’. Anton van Leeuwenhoek melakukan banyak pengamatan terhadap benda-benda dan jasad-jasad renik dan menunjukkan pertama kali pada dunia ada “kehidupan di dunia lain” yang belum pernah dilihat oleh manusia.
Karyanya menjadi dasar bagi cabang biologi yang penting saat ini, yaitu: mikrobiologi. Perkembangan mikroskop selama hampir 200 tahun berikutnya telah memberikan kesempatan bagi para ahli untuk meneliti susunan tubuh makhluk hidup. Serangkaian penelitian telah dilakukan oleh 2 orang ilmuwan dari Jerman yaitu Matthias Schleiden (ahli tumbuhan, 1804-1881) dan Theodor Schwann (ahli hewan, 1810-1882). Mereka menyimpulkan bahwa setiap mahluk hidup tersusun atas sel.
- Kemudian, pada tahun 1885 seorang ilmuwan Jerman, Rudolf Virchow, mengamati bahwa sel dapat membelah diri dan membentuk sel-sel baru Sel berasal dari bahasa latin, yaitu cella yang berarti ruangan kecil.
- Sel ditemukan pertama kali oleh Robert Hooke (1635 – 1703), seorang ilmuwan dari Inggris. Ia mengamati sayatan tipis gabus di bawah mikroskop sederhana dan ia menemukan ruang – ruang kecil yang dipisahkan oleh suatu dinding. Kemudian, ia memberi nama ruang – ruang tersebut sebagai “sel”. (Kusnadi et al, 2009:207; Karmana, 2007:6 ).
- Pada tahun 1810-1882, Matthias Schleiden seorang ahli botani dari Jerman melakukan pengamanatan secara mikroskopis terhadap tumbuhan dan ditemukanlan sel. Pada watu yang bersamaan, Theodor Schwann, seorang ahli zoology Jerman menemukan bahwa hewan pun tersusun atas sel. Kesimpulan dari hasil penemuan Schleiden dan Schwann adalah sel merupakan komponen dasar semua makhluk hidup (Karmana, 2007:6)
Struktur sel terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Kedua jenis sel tersebut sama-sama mempunyai perintang selektif atau membran plasma dan sitoplasma. Membran plasma ini menyelebungi sitosol, tempat organel sel berada. Semua sel mengandung kromosom yang membawa gen dalam bentuk DNA dan ribosom yang membuat protein dengan instruksi dari gen.
DNA pada sel eukariotik terdapat pada nukleus yang diselubungi membran ganda. Sedangkan pada prokariot, DNA tidak terselebungi oleh membran yang disebut nukleoid. Organel-organel pada sel eukariot terspesialisasi, sedangkan pada sel prokariot tidak. Struktur sel dibagi menjadi struktur sel prokariotik dan eukariotik.
Sel Prokariotik
Istilah prokariotik, berasal dari bahasa Yunani pro dan karyon. Pro artinya sebelum dan karyon, artinya inti. Jadi sel prokariotik berarti “sebelum inti”. Bagian dalam sel prokariot disebut sitoplasma. Sel prokariotik tidak memiliki nukleus sejati karena bahan intinya masih tersebar di dalam sitpolasma dan belum di selubungi oleh membran inti.
Materi genetiknya (DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleotid, tetapi tidak ada membran yang memisahkan daerah ini dari bagian sel lainnya (Campbell, 2008). Ciri-ciri Sel Prokariotik, sendiri diantaranya:
- Memiliki membrane plasma memilikinukleoid ( DNA, RNA )
- Memiliki sitoplasma
- Tidak memiliki membrane inti dan system endomembrane.
- Sel prokariotik secara umum memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding sel eukariotik. Setiap prokariotik merupakan sel tunggal, tetapi akan sering terlihat dalam rantai, atau kelompok sel yang berjumlah ratusan. Contoh sel prokariotik adalah bakteri Echerichiacoli. (Albert, 2002)
- Dinding Sel: Dinding sel merupakan bagian terluar dari sebuah sel. Struktur dinding sel terdiri dari peptidoglikan (senyawa ini menyebabkan dinding sel bersifat kaku), lipid (lemak), dan protein. Fungsi dari dinding sel ialah: memberi bentuk sel yang tetap karena sifatnya yang kaku,sebagai pelindung, terdapat poti-pori jalan keluar masuknya molekul-molekul, dan mengatur pertukaran zat serta reproduksi (Champbel, 2008)
- Membran plasma: Membran yang menyelubungi sitoplasma. Struktur membran plasma yaitu terdiri atas molekul lemak protein berfungsi sebagai pelindung molekuler sel terhadap lingkungan sekitar dan mengatur transportasi air serta zat-zat terlarut dari luar dan kedalam sel (Champbel, 2008)
- Nukleoid: Merupakan wilayah yang merupakan tempat DNA yang sel terletak (tidak terselubung membran) (Champbel, 2008).
- Organel yang terdapat dalam sel-sel prokariotik adalah ribosom yang tersusun dari RNA dan protein. Ribosom merupakan tempat berlangsungnya sintesa protein (Champbel, 2008).
- Flagela Merupakan organel lokomosi atau pergerakan beberapa jenis bakteri (Champbel, 2008).
- Pili (fimbriae) Merupakan struktur pelekatan pada permukaan sejumlah prokariota. Berukuran lebih kecil dan lebih pendek dari flagel. Pili berfungsi utuk tempat melekatkan diri pada jaringan hewan ataupun tumbuhan (Champbel, 2008).
Sel Eukariotik
Sel Eukariotik Eukariotik termasuk golongan yang memiliki struktur lebih maju yaitu sama dengan sel tumbuhan dan binatang. Eukariotik sebagai kelompok organisme yang sel- selnya mengandung nukleus dan dikelilingi oleh membran nukleus.
Kromosom terdiri dari asam deoksiribo nukleat yang membentuk kompleks dengan sejumlah protein dan jumlah protein lebih dari satu. Kelompok mikroorganisme ini mempunyai nukleus sejati. Dinding sel eukariot pada umumnya lebih tebal dibandingkan dengan dinding sel prokariot. Salah satu grup eukariot, yaitu ganggang, dinding selnya terdiri dari lelulosa, kecuali pada dua grup ganggang yaitu diatom dan krisofita.
- Membrane sel : Membrane sel merupakan lapisan lipoprotein yang terdiri dari fosfolipid dan protein, bersifat semipermeabel atau selektif permiabel dan berfungsi mengatur keluar masuknya zat dari sel ke dalam sel
- Nukleus (intisel) : Memiliki membrane sel Nucleus terdapat o nucleolus, yang berfungsi mensintesis RNA o nukleoplasma o butirankromatin
- Sitoplasma : Meliputi isi sel diluar intisel terdiridaricairan yang disebutsitosol (yang dapat berubah dari fase sol ke gel), dan padatan berupa organel sel
Bagian Komponen Sel dan Fungsinya
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa sel terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan fungsional serta struktural pada makhluk hidup. Pada buku berjudul Dasar-Dasar Biologi Sel dan Molekuler oleh Zairin Thomy dan Essy Harnelly ini akan diuraikan mengenai fungsi penting dari setiap bagian sel.
Membran sel
Membran sel merupakan batas antara lingkungan luar dengan bagian dalam sel. Membran sel bersifat selektif permeabel, yaitu hanya dapat dilewati oleh zat-zat tertentu, seperti glukosa, asam amino, gliserol dan ion. Perpindahan molekul tersebut terdiri dari dua macam yaitu: Transport pasif : perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi dan terjadi secara spontan dari kosentrasi tinggi ke rendah.
Contoh : Difusi : perpindahan molekul dari kosentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Osmosis : perpindahan molekul air melalui membran semipermeabel dari larutan yang kosentrasi airnya tinggi ke larutan yang kosentrasi airnya rendah.
Contoh : pompa natrium/kalium, endositosis, dan eksositosis. Fungsi Membran Sel diantaranya Sebagai reseptor. Melindungi isi sel agar tidak keluar dari sel. Mengatur molekul dalam keluar masuk sel.
Proses terjadinya biokimiawi, contoh : reaksi oksidasi dan respirasi. Membran sel terdiri dari lapisan protein dan lapisan lipid rangkap dua (lipid bilayer). Lapisan protein membentuk dua macam lapisan, yaitu lapisan protein perifer atau ekstrinsik (membungkus bagian kepala lipid bilayer bagian luar) dan lapisan protein integral atau intrinsik (membungkus bagian kepala lipid bilayer bagian dalam).
Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid yang terdiri dari gugus fosfat. Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air) dan pada bagian ekor bersifat hidrofobik (tidak suka air). Selain fosfolipid, lapisan lipid juga terdiri dari glikolipid (mengandung karbohidrat) dan sterol (mengandung alkohol).
Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan yang mengisi sel yang mengandung berbagai zat yang koloid. Fungsi kehidupan utama berlangsung di sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat organel-organel yang melayang-layang dalam cairan kental. Koloid sitoplasma bukan merupakan cairan yang serba sam (homogen), melainkan cairan yang beraneka ragam (heterogen).
Koloid ini terdiri dari air, senyawa organik yaitu protein, gula, lemak, enzim, hormon, dan garam mineral. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat berlangsungnya reaksi metabolisme sel.
Inti sel (Nukleus)
Nukleus biasanya berbentuk oval atau bulat ang berada di tengah-tengah sel. Di dalam inti sel (nukleus) terdapat (nukleolus) dan benang kromosom. Cairan ini tersusun atas air, protein , dan mineral. Kromosom merupakan pembawa sifat menurun yang di dalamnya terdapat DNA (deoxyribonucleicacid) atau RNA (ribonucleicacid).
Inti sel (nukleus) diselubungi membrane luar dan dalam yang terdiri atas nukleoplasma dan kromosom. Nukleus berfungsi sebagai pusat pengatur kegiatan sel.
Retikulum Endoplasma (RE)
Retikulum endoplasma yaitu struktur benang-benang yang bermuara di inti sel (nukleus). Ada dua jenis RE yaitu RE granuler (RE kasar) dan RE Agranuler (RE halus). Retikulum endoplasma berfungsi menyusun dan menyalurkan zat-zat ke Dalam sel (alat transportasi zat-zat dalam sel). Fungsi RE kasar adalah mengumpulkan protein dari dan ke membran sel. Sedangkan, fungsi RE halus adalah untuk mensintesis lipid, glikogen (gula otot), kolesterol, dan gliserida.
Pada RE kasar terdapat ribosom dan RE halus tidak terdapat ribosom. Terdapat dua bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli banyak ribosom. Ribosom yang mulaimensintesis protein dengan tempat tujuan tertentu, seperti organel tertentu atau membran, akan menempel pada retikulum endoplasma kasar.
Kebanyakan protein menujuke badan Golgi, yang akan mengemas dan memilahnya untuk diantarkan ketujuan akhirnya. Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada permukaannya. Retikulum endoplasma halus berfungsi misalnya dalam sintesis lipid komponen membran sel.
Ribosom (Ergastoplasma)
Ribosom berbentuk butiran-butiran bulat yang melekat sepanjang retikulum endoplsma ada pula yang soliter (hidup sendiri terpisah) yang bebas di sitoplasma. Ribosom berfungsi sebagai tempat untuk sintesis protein.
Sitoskeleton
Dari namanya, sitoskeleton terdiri dari 2 kata yaitu sito yang artinya sel, dan skeleton yang artinya rangka. Jadi, sitoskeleton itu adalah rangka sel yang berbentuk benang-benang halus atau filamen-filamen protein dan menyebar di sitosol. Nggak cuma ngasih bentuk, sitoskeleton juga berfungsi untuk mengatur pergerakan yang ada di dalam sel dan mempertahankan organel-organel sel untuk tetap stay di tempatnya masing-masing.
Nah, yang nggak kalah penting nih, sitoskeleton terbagi jadi 3 jenis, yaitu mikrofilamen, filamen intermediet, dan mikrotubulus. Lapisan paling tipis yaitu mikrofilamen, dan letaknya di pinggir sel. Di dalam mikrofilamen ada protein dan miosin, ini yang membuat sel bergerak. Tidak hanya itu, mikrofilamen berperan dalam kontraksi otot. Kalau lapisan yang ketebalannya sedang, yaitu filamen intermediet.
Filamen intermediet tersebar di sitosol, dan fungsinya untuk mempertahankan bentuk sel. Terakhir, kita bahas tentang mikrotubulus. Mikrotubulus menjadi lapisan yang paling tebal dan tersusun dari protein tubulus. Fungsinya untuk menggerakan organel, pembentukan silia, flagel.
Plastida
Plastida merupakan badan bermembran rangkap yang mengandung membran tertentu. Plastida mengandung pigmen hijau (klorofil) disebut kloroplas, sedangkan yang berisi amilum disebut amiloplas. Plastida hanya terdapat pada sel tumbuhan. Ada tiga jenis plastida yaitu lekoplas, kloroplas, dan kromoplas. Lekoplas adalah plastida berwarna putih yang berfungsi sebagai penyimpan makanan dan terdiri dari amiloplas (untuk menyimpan amilum), elaioplas (untuk menyimpan lemak/minyak), dan proteoplas (untuk menyimpan protein).
Kloroplas yaitu plastid yang memiliki pigmen waran hijau. Kromoplas yaitu plastid yang mengandung pigmen, seperti karotin (kuning), fikodanin (biru), fikosantin (kuning), dan fikoeritrin (merah).
Badan Mikro
Badan mikro memiliki bentuk yang menyerupai lisosom, agak bulat dengan diameter 0,3 – 1,5 µm yang didalam nya berisi enzim katalase dan oksidase. Terdapat dua jenis badan mikro yaitu, peroksisom dan glioksisom.
Peroksisom terdapat pada sel hewan, fungi, dan daun tanaman tingkat tinggi. Fungsi peroksisom, yaitu membantu dalam penyerapan cahaya dan respirasi, melindungi sel dari H202, dan berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat. Glioksisom terdapat dalam sel tanaman. Fungsi Glioksisom, yaitu berperan dalam metabolisme asam lemak dan tempat terjadinya siklus glioksilat.
Sel Tumbuhan
Sel tumbuhan adalah sel-sel yang ada pada tumbuhan dan berfungsi untuk membantu kehidupan serta pertumbuhan dari tumbuhan. Sel tumbuhan ini memiliki struktur yang akan memengaruhi perkembangan dari tumbuhan itu sendiri. Berikut beberapa struktur sel tumbuhan.
- Dinding sel
- Membran plasma
- Ribosom
- Mitokondria
- Vakuola
- Nukleus
- Plastida
- Badan Golgi
- Retikulum Endoplasma
Sel Hewan
Sel hewan adalah sel ekuariotik yang berfungsi sebagai penyusun dari jaringan hewan serta sebagai penunjang dari pertumbuhan hewan. Sama halnya dengan sel tumbuhan, sel hewan juga memiliki struktur, di antaranya.
- Nukleus
- Nukleolus
- Retikulum Endoplasma
- Membran Sel
- Sitoskeleteon
- Mikrofilamen
- Peroksisom
- Ribosom
- Lisosom
- Mikrotubulus
- Sentriol
- Badan Golgi
- Mitokondria
Perbedaan Sel Hewan dan Tumbuhan
Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel, vakuola yang berukuran besar, dan plastida yang membedakan dengan sel hewan. Sel Hewan berbeda dengan sel tumbuhan. Sel hewan tidak memiliki dinding sel, sehingga bentuk sel hewan tidak tetap seperti sel tumbuhan. Pada sel hewan terdapat dua sentriol berbentuk silindris atau bulat panjang. Sentrisol tidak memiliki membrane, DNA, dan RNA.
Sentrisol berfungsi membentuk perlengkapan pembelahan sel. Sentrisol merupakan struktur yang hampir sama dengan tubuh basal. Tubuh basal terdapat di bagian dasar dari setiap silia dan flagella. Tubuh basal membantu pengaturan mikrotubulus yang menyusun silia dan flagella. Pada sel tumbuhan, sentrisol tidak berperan penting karena telah diketahui bahwa perlengkapan pembelahan sel terbentuk tanpa adanya sentrisol atau struktur lain yang tampak dalam sentrosom. Pada sel hewan, terdapat daerah sumber penyebaran mikrotubul bernama sentrosom yang bertindak sebagai pusat pengatur mikrotubulus.
Dalam memahami sel yang ada pada tumbuhan, buku berjudul Anatomi Tumbuhan oleh Sri Mulyani E.S. dapat membantu Grameds. Selain itu, dalam buku ini juga di bahas mengenai bagian tubuh, struktur sel, serta fungsi setiap organel sel yang ada pada tumbuhan.
0 Komentar